Selasa, 19 Januari 2021

Teori dan sejarah perkembangan arsitektur (UAS)

 

NAMA : TIA SONIA SOLFARINO

NPM : 1902250004

Reg.A Pagi

UAS TEORI DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR

1. Jelaskan perbedaan antara arsitektur tradisional dengan arsitektur vernakular!

JAWAB :

Dalam setiap tahun dan generasi berbeda tentunya mempunyai gaya dan perbedaan arsitekturalnya masing-masing. Meskipun serupa, ternyata arsitektur tradisonal dan vernakular mempunyai perbedaannya masing-masing. Perbedaan antara arsitektur vernakular dengan tradisional seperti yang ada di bawah ini:

  •     Seperti yang dilansir dari Design Innovation & Craft Resource Center (DICRC), arsitektur tradisional memanfaatkan perkembangan teknologi yang sudah ada sejak dulu kala dan mengadopsinya agar pembangunannya bisa menjadi lebih baik. Sedangkan arsitektur vernakular tidak menggunakan teknologi terbaru dan lebih memilih untuk memanfaatkan sistem teknologi pembangunan seadanya.

 

  • Arsitektur tradisional biasanya dibangun dengan menggunakan tenaga yang disiapkan secara khusus untuk membangunnya. Sedangkan bangunan arsitektur vernakular dibangun dengan menggunakan masyarakat lokal yang ada di sekitarnya dan tidak menggunakan seseorang yang mengerti tentang sistem arsitektur sama sekali.

 

  •    Arsitektur vernakular mengadopsi bahan-bahan yang ramah lingkungan dan tidak akan mengganggu eksosistem yang ada. Sedangkan arsitektur tradisional memang menggunakan bahan yang alami akan tetapi dalam pembangunannya tidak ada perhitungan terhadap keramahan lingkungannya.

 

  •    Bangunan arsitektur tradisional biasanya mengadopsi desain yang sudah diwariskan secara turun temurun dan akan mengalami perubahan mengikuti zaman, sedangkan arsitektur vernakular mempunyai sebuah konsep desain yang alami dan tidak akan mengalami perubahan.

 

 

2.  Bangunan yang menerapkan arsitektur nusantara


ABSTRAK

Arsitektur Nusantara adalah sebagai wujud fisik kebudayaan manusia yang memiliki dimensi fungsi sebagai wadah atau alat yang bermakna dalam kehidupan manusia. Arsitektur adalah dimensi makna dan menjadi tolok ukur tinggi rendahnya budaya manusia. Kebudayaan arsitektur nusantara yang memiliki keunggulan dan berpijak pada kearifan lokal sehingga dapat memberi makna bagi kehidupan manusia. Karya arsitektur diukur dari perspektif filsafat manusia, sehingga dapat diketahui adanya nilai-nilai religius yang mendasari ungkapan tersebut terkandung dalam keberagaman dalam mewujudkan karya arsitektur nusantara. Konsep ruang yang menjadi dasar dalam penataan ruang luar dan ruang dalam selalu berpijak pada orientasi kehidupan manusia selaras ajaran Islam. Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penataan ruang tersebut terdapat beberapa faktor perbedaan cara pandang dan pada setiap bentuk arsitektur nusantara ini, karena latar belakang kebudayaan serta lingkungan sehingga terjadi perbedaan pada daerah tersebut.

Keywords :arsitektur nusantara

I. PENDAHULUAN

II. Latar Belakang

Arsitektur Nusantara identik dengan arsitektur Indonesia adalah suatu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang bersamaan dengan pertumbuhan suatu suku bangsa atau bangsa. Sedangkan Budaya terbentuk karena adat istiadat dan tradisi yang berkesinambungan dan mengalami titik tumbuhnya sendiri-sendiri. Hal tersebut menjadi ‘genius loci’ nusantara dan arsitektur Indonesia / nusantara yang secara berabad-abad telah menciptakan struktur luar dan struktur dalam bidang bangunan. Sedangkan saat ini kita semua sedang merasakan transformasi budaya besar-besaran dan Transformasi tersebut tidak saja mempengaruhi kebudayaan tetapi juga secara perlahan-lahan juga mempengaruhi ilmu arsitektur yang saat ini mengalami pergeseran dalam bidang tampilan bentuk/fasade maupun dalam tatanan ruang. Oleh karena itu arsitektur Indonesia merupakan satu di antara identitas dari suatu pendukung kebudayaan dan patut di lestarikan agar tetap berkelanjutan secara suistainble dari generasi kegenerasi agar tetap mengetahui akar budaya yang terkait dengan bangunan arsitektur.

 

III. TUJUAN

Tujuan dari artikel ini untuk mengetahui bangunan apa saja yang tetap menerapkan arsitektur nusantara baik dalam fasad maupun tatanan ruangnya

IV. BANGUNAN YANG MENERAPKAN ARSITEKTUR NUSANTARA

1. Rumah Nias Cimanggis

Rumah Nias Cimanggis merupakan reinterpretasi dari Rumah adat Nias. Bentuk bangunan semi panggung dengan model atap di sederhanakan. Sedangkan untuk pola rumah juga berderet seperti di kampung Nias Selatan dengan pola yang tidak terpisah-pisah. Bangunan rumah Cimanggis ini memiliki ruang pesta yang menyatukan taman gasebo, kolam, teras dan ruang keluarga, letaknya berada dibawah panggung. Untuk fasad bangunannya terdapat jalusi-jalusi kayu.



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4VN4pHCwBsfYNyPvMOzKUPrte_Nig4P8E1IqrDJHnP_xeoBbPhFDxYeCd0fnhrNHdm6J-T_NIFLVpq2zf7gnNvX0eoY9NINRaboKM33-NiWVd7MCVqT7Tqu8Yjjuz3RSae8f1lJJsKV4/w1200-h630-p-k-no-nu/s+rumah+cimanggis+%25289%2529.jpg



2. Rumah Betang

Rumah Betang merupakan rumah yang terinspirasi oleh Rumah Panjang Kalimantan. Rumah Betang ini memiliki 2 fungsi, rumah tinggal di bagian sisi sebelah kanan dan kantor di bagian sisi sebelah kiri. Rumah Betang ini menggunakan material bahan daur ulang. Material bahan yang digunakan sebagian kayu bekas yang digunakan kembali dan juga sebagian kayu baru. Struktur bangunan rumah Betang menggunakan kayu ulin. Untuk bentuk fasadnya terdapat motif khas Kalimantan yaitu motif dayak akar betaut



https://cdn.antaranews.com/cache/800x533/2020/07/04/Rumah_Betang2_1.jpg





3. Menara Phinisi

Menara Phinisi merupakan karya Yu Sing yang menjadi pemenang pertama sayembara Gedung Pusat Pelayanan Administrasi Universitas Negeri Makasar (GPPA UNM). Bangunan GPPA UNM merupakan bangunan tinggi bertingkat 17 lantai. Bangunan GPPA UNM ini memiliki konsep yang mengangkat kekayaan budaya Makasar, nilai-nilai filosofi, budaya dan arsitektur tradisional. Konsep-konsep tersebut menjadi sumber inspirasi desain GPPA UNM dalam menunjukkan identitas dan lokalitas arsitektur yang berkelas dunia.

Menara Phinisi merupakan gedung tinggi pertama di Indonesia dan juga sebagai ikon kota Makasar. Kearifan lokal dalam karya ini dimaknai pada Logo UNM, Rumah Tradisional Makassar, falsafah hidup masyarakat Sulawesi Selatan dan maha karya Perahu Pinisi sebagai simbol kejayaan, kebanggaan, dan keagungan orang Makasar, sehingga desain Karya GPPA UNM ini memiliki serangkaian makna, fungsi yang perwujudannya diaplikasikan kedalam desain arsitektur dengan kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini dapat kita lihat dari sistem fasade Hiperbolic Paraboloid dan ekspresi futuristic.

 



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkHJZXptxBYVmSXVWDRADURu1oJ9FwvM3Je_WPtOW46tCbVInXML1y5iVwnwViRGoSWVOpTbonex_QIBH23iFCejfb2mfebt1PZM6mynREYw-eshTGkD7HN0XW2wrkL9G7bB6m4oKGLKlB/s1600/phinisi+01.jpg





4. Akanoma studio

Studio Akanoma ini terletak di perkampungan jalan Tipar Timur Rt 04 Rw 01, Desa Laksana Mekar, Padalarang, Bandung Barat. Studio ini menggunakan konstruksi atap joglo pendhopo omah Jawa sebagai konstruksi utamanya. Pendhopo yang dibangun berada diatas panggung, terdapat tiang berbentuk dahan pohon besar yang menyangga studio (pendhopo).

Akanoma studio terdiri dari dua lantai, lantai satu disebut ruang serba guna atau kolong karena selain aktivitas sehari-hari bahkan juga digunakan untuk warga sekitar yang berkunjung, lantai ke dua digunakan untuk studio, ruang rapat dan dapur. Material bahan yang digunakan adalah material kayu dan bambu, mulai dari atap, dinding, jendela, ventilasi, lantai, tangga hingga ke perabot yang ada didalamnya.

 


http://panduanwisata.id/files/2014/09/akanoma-dari-httpakarumput.com_.jpg


SUMBER :  https://media.neliti.com/media/publications/325970-penerapan-unsur-arsitektur-nusantara-pad-13cfad53.pdf

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar