Pandemi Virus Corona
atau bisa disebut Covid-19 adalah peristiwa menyebarnya penyakit
yang disebabkan oleh jenis virus corona yang baru yaitu Sars-CoV-2, wabah ini dilaporkan
pertama kali terjadi di Wuhan Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019.
Kejadian
ini mempengaruhi banyak hal salah satunya adalah perilaku manusia. Hal ini akan berpengaruh juga terhadap tren desain di
masa depan.
Pandemi ini membuat
kawasan pertokoan dan perkantoran ditutup, serta diberlakukannya kerja dari
rumah (Work From Home). Hal ini mempengaruhi fungsi rumah yang awalnya hanya
sekedar tempat tinggal kini menjadi tempat untuk bekerja dan belajar.
Ruang kerja atau ruang
belajar kini menjadi ruangan yang penting ada di rumah. Dalam membuat ruang
kerja ada beberapa aspek yang harus diperhatikan :
- Pilih furniture yang nyaman terutama meja dan kursi karena sebagian besar waktu saat bekerja dihabiskan di meja dan kursi.
- Utamakan kualitas
- Sebaiknya beri nuansa hijau agar mata dan pikiran jadi lebih segar, kita bisa menaruh beberapa tanaman yang bisa merefleksikan keindahan alam.
- Pencahayaan
- Sirkulasi
- Suara
Aspek tersebut
digunakan agar kesehatan mental dan fisik penggunanya terjaga karena harus
menggunakan ruangan tersebut hampir seharian.
Kepala eksekutif DRU Darren Comber
menuturkan Covid-19 mungkin akan mempengaruhi tren desain di masa yang akan datang, Terutama gedung perkantoran. Mungkin kedepannya kepadatan dan tata letak kantor akan berubah menjadi lebih
terbuka. Tak hanya itu, ventilasi dan jendela juga didesain untuk lebih
terbuka.
Sementara Arjun Kaickers, salah satu pemimpin tim di Foster and
Partners mengatakan,
koridor ruang kantor akan didesain lebih luas. Perubahan tak hanya terjadi pada
desain ruangan namun juga mebel. Menurut Kaickser jarak antar meja kantor saat
ini telah menyusut dari 1,8 meter menjadi 1,6 meter dan sekarang 1,4 meter
bahkan kurang dari itu.
Dia bahkan membayangkan akan ada
aturan tertulis mengenai pembatasan maksimal orang dalam satu ruangan serta
penggunaan lift dan lobi untuk meminimalisasi kepadatan orang. Kaicker
menceritakan, dia pernah bekerja di kantor-kantor futuristik di mana lift dapat
dipanggil melalui smartphone tanpa harus menyentuh tombol. Sementara pintu
kantor akan terbuka otomatis menggunakan sensor gerak dan pengenalan wajah.
Desain ini, menurut dia, mungkin bisa diterapkan untuk perkantoran
pasca-pandemi. Selain itu akan banyak partisi yang dibangun untuk membatasi
ruangan antar-departemen serta akan lebih banyak tangga.
Ketika masa isolasi seperti saat
ini, kita mungkin semakin sadar jika interior memengaruhi suasana hati,
kemampuan untuk bekerja, dan kenyamanan fisik. Hal ini membuat desainer
interior Stanley Sun berpendapat, pandemi Covid-19 dapat berdampak pada
bagaimana orang mendesain rumahnya di masa depan.
Melansir laman Forbes, saat ini
masyarakat mulai memperhatikan pentingnya keberadaan ruangan khusus untuk
melakukan pertemuan atau konferensi secara virtual. Ke depannya, Sun
berpendapat, orang akan lebih menaruh perhatian untuk menyediakan ruangan
khusus bagi kegiatan ini. Ruangan tersebut juga akan memenuhi unsur-unsur lain
seperti suara yang tidak bergema, cahaya yang cukup, serta latar belakang
ruangan yang bisa digunakan untuk semua kondisi. Sun juga menyatakan, perhatian
akan pengaruh ruangan terhadap kesehatan fisik dan mental juga meningkat pesat.
Hal ini terjadi mengingat mayoritas pekerja saat ini bertaktiivitas di dalam
ruangan. Menurutnya, desainer perlu mempertimbangkan kesehatan mental melalui
lingkungan interior. Kita harus mempertimbangkan elemen desain apa yang dapat
digunakan untuk melindungi kesehatan masyarakat, termasuk material, jarak,
pemisahan fisik atau kedekatan, dan interaksi dengan obyek.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar